Q&A Part 2: Musik & Sebagainya

Assalamu ‘Alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh

Mimika, 9 Januari 2023 | Well, Mailbox sa masih banyak tertinggal banyak pertanyaan dari kalian. Sa sudah pernah posting dan jawab sebagian besar pertanyaan kalian yang kalian bisa cek disini. Tapi selalu ada pertanyaan mengenai sa, well, banyak hal, dari hobi, akar, musik, sampai hubungan asmara sa. Okelah, tanpa perlu berlama-lama lagi, sa akan jawab pertanyaan kalian itu.

Q: Melihat dari rilisan mbak Diana, apakah mbak sengaja mengikuti Shanna Shannon? Apakah mbak bagian dari label Trinity Optima Production? Tolong jelaskan ya mbak Diana. Terima kasih.

A: Well, banyak yang mengirimkan pertanyaan ini pada sa, mengenai keterkaitan sa pada Shanna Shannon, dan bahkan yang paling ekstrim, menganggap sa adalah satu label dengan dia. Secara kan, sa merilis banyak aransemen yang sama dengan rilisan Shanna, seperti Gugur Bunga, Indonesia Pusaka, Tanah Airku, dan kini yang paling terbaru adalah Ku Lihat Ibu Pertiwi. Oke, sa akan klarifikasi disini. Well, sa memang tahu Shanna Shannon, dan tahu dan mendengar beberapa rilisannya. Sa memang tahu dia, tapi sa ndak mengikuti dia, jejaknya dia, ataupun apapun tentang dia, hanya sekedar tahu saja. Sa merilis Gugur Bunga misalkan, karna Cinta sa, yang ingin mengangkat makna esensial dari komposisi tersebut, dan menyampaikan cinta sa pada Dunia. Ya meski ada campur tangan guru sa juga sih, kam tahulah, Sami Yusuf. Well, sa ndak ada kaitannya sama sekali dengan Shanna Shannon, ataupun Trinity Optima Production. Justru semua yang sa lakukan untuk distribusi dan hal-hal administratif lainnya adalah semua berbasis di luar Indonesia. Yang akan bersambung di pertanyaan …

Q: Mbak Diana, saya periksa semua aset mbak Diana, tapi kok semua sumber mbak Diana ndak berasal dari Indonesia? Malah Belanda, India, UAE, Azerbaijan, dan UK, bagaimana usaha mbak berjalan? Bisa dijelaskan?

A: Well, memang, semua basis usaha sa ada di luar negeri, ada di negara-negara yang disebutkan oleh mas-mas penanya itu. Memang produksi pusat dan manajemensi ada di Timika, Papua Tengah, tapi semua hal lain yang menyangkut publikasi dan lainnya, ada di negara tersebut. Mari sa breakdown satu-satu. Semula berasal ketika awal kembalinya karier sa pada Maret 2021, yakni pra-rilisnya “New Life”. Sa ditolak oleh banyak label Jakarta, dengan alasan yang diskriminatif pada sa dimana melihat latar sa. Well, sa ndak menyerah ketika label-label Jakarta itu menolak sa. Sa pun memang memasang target Internasional. Sa pun juga ditolak di WAMI, LMK Indonesia. Akhirnya sa atas rekomendasi Pak Joseph, sa join ke PRO Amerika Serikat, BMI. Disana sa diterima secara adil, tanpa memandang sa dari mana. Oke lanjut ke aspek publikasi. Sa dapat distributor dari tiga negara, yakni Spanyol, UK, dan Belanda. Untuk sekarang sa memang pada distributor in-house yang berkantor di Belanda. Sa merilis banyak rilisan sukses sa saat ini adalah melalui mereka. Bukan berarti sa ndak nasionalis, tapi sa ndak suka dengan para pelaku industri musik Indonesia yang ndak adil dan kadang rasis pada kami yang dari Timur. Ada beberapa dari kalian yang heran, nama sa Diana Susanti, seperti wanita Jawa. Tapi kok target di Internasional dan seakan bukan dari Indonesia, seakan misal dari India, atau dari Manchester, atau lagi dari Lankaran Azerbaijan sa ini. Tapi ndak, sa musisi berkebangsaan Indonesia, keturunan Jawa, kelahiran Mimika, tumbuh dan besar di Mimika & Lamongan, dan sa cinta negeri ini.

Tapi urusan untuk berurusan dengan para pelaku industri di Jakarta yang diskriminatif, sa ya “meh”, dan lebih baik bergandengan dengan yang mo sa gandeng saja. Ngomongan soal gandeng-menggandeng …

Q: Mbak Diana sudah punya pacar?

A: Well, agak personal sih ini, tapi ndak apa-apa, sa akan jawab dengan tetap menjaga batas privasi sa. Oke, melihat seorang Diana Susanti, yang berjiwa muda dan aktif dimana-mana, hmm … sulit untuk mempercayai bahwa sa masih jomblo. Oke, dan memang betul, sa sudah berpasangan dengan seseorang, sudah ada yang ‘memiliki’ sa. Siapa? Sami Yusuf? Bukan, lagipula sa juga memiliki standar. Ada kok, tapi kalo kam ngeh saja, pasti tahu siapa yang sudah memiliki sa. Nama sa + marga saat ini adalah: Diana Susanti Al Barkah.

Adanya nama marga di belakang nama sa itu, mengingat nama lahir dan resmi sa adalah hanya Diana Susanti, kalian bisa menduga hubungan kami sejauh apa. Lagipula, mungkin sa punya “Happiness” ini bisa menjelaskan sa ini siapa dan bagaimana hubungan romantis sa. Yang pasti, jangan berspekulasi, kalian tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan sa sengaja untuk menutupnya, bukan karna aib, tapi untuk privasi dan keamanan diri sa dan keluarga sa. Sa sayang keluaga sa, dan salah satu cara sa menghormatinya meski sa adalah figur publik adalah menjaga privasi kami. Tapi jangan khawatir, sa telah banyak meninggalkan banyak clue diluar sana, cek saja beberapa postingan sahabat-sahabat sa. Oke? Yang penting jangan berspekulasi.

Q: Mbak Diana sendiri hobinya apa? Prefensi pribadi boleh, kayak warna favorit, genre musik, makanan favorit mbak Diana apa?

A: Hmm, oke sa akan jawab. Jadi kalian tahu sa adalah seorang musisi. Kalian sudah bisa menduga bahwa hobi sa adalah bermain musik. Oke itu memang betul, terutama piano, gitar, harpa, & biola. Well, klasik banget ya? Tapi ndak cuma itu. Sa juga menggeluti koding dan pemrograman, seni digital, & animasi. Serta sa gemar berolahraga, minimal jogging 1 Km. Tapi tahukan kalian bahwa sa ini adalah juga seorang pesilat? Sa adalah warga Pagar Nusa di Timika. Sebelumnya sa adalah atlet karate di INKAI saat sa masih di SMPN 3 Ngimbang, sa sudah dapat sabuk Hitam bahkan. Oke disamping itu semua, sa hobi juga menbaca dan riset. Membaca Al-Qur’an well sudah pasti. Jadi sa memiliki banyak hobby.

Genre musik, ehhm, kalian menduga bahwa karna sa adalah komposer, multi-instrumentalis, dan arranger serta performer, sa suka musik klasik, dan memang ya. Sa suka klasikal Eropa sejak awal sa menekuni Musik. Tapi untuk semua musik, sa suka dan sa ndak menutup diri sa di satu genre. Sa bisa mendengarkan semua genre musik, K-Pop sampe Dangdut, tapi sa tetap punya prefensi, yakni Klasikal, Traditional, dan terkadang Pop. Oke lagu favorit sa adalah “Gugur Bunga” oleh Bapak Ismail Marzuki, untuk yang sepanjang masanya ya. Untuk album favorit sepanjang masa adalah, yup “Without You (Album – 2009)” dari Sami Yusuf (sa tahu de membencinya, tapi sa bagaimanapun suka pada album ini). Tapi sa sendiri kini lebih banyak mendengarkan Indian Pop, dan Gamelan.

Warna favorit sa, well, kalian tahu sa sebagai Wanita dengan MBTI ENFP-A (ya meski kita ndak bisa selalu mengandalkan MBTI, jadi jang terlalu percaya, oke?), sa adalah fans dari warna Kuning & Merah. Itulah kenapa sa punya logo dipojok kiri atas sana memakai warna primer itu. Lagipula Kuning adalah menunjukkan warna tanah sa, sebenarnya lebih ke Emas, tahulah maksud sa apa.

Makanan favorit, well sa ndak bisa menentukan karna sa memang banyak makan, makanya sa tembem tapi tetap langsing. Tapi sa suka makan pepes ikan dan telur dadar, dah itu. Ndak wajib ada tapi kalo ada sa suka. Kadang-kadang waktu event, sa sendiri ndak pernah minta, tapi panitia entah darimana paham, sa disuguhi itu. Dan juga jang lupakan Sambal, itu menjadi favorit sa setiap waktu. Oke, apa lagi?

Q: Mbak Diana, buat Live dong!

A: Ehmm, mungkin nanti dulu deh. Sa masih teramat sibuk saat ini, menulis Newsletter saja belum sempat, apalagi sampai Live. Tapi jang khawatir, pertanyaan kam akan sa jawab disini ya.

Q: Ada future goals dari mbak Diana?

A: Well, fansnya Ayisha ini pasti. Well, kam tahu Ayisha ingin apa, dan sa pun dukung apapun tujuannya. Untuk sa sendiri, future goals sa adalah ingin membantu dan menggandeng lebih banyak musisi berbakat semacam dia, dan menyatukan semua elemen seni musik dalam satu kesatuan. Kebesaran atau ketinggian ya? Well, oke sa merendah, dalam waktu dekat mungkin 1-2 tahun ke depan sa akan merilis album “Beyond The Universes”. Tapi hey, sebelum itu sa ingin merilis banyak aransemen sa untuk lagu-lagu nasional Indonesia, dan merilis beberapa komposisi piano solo, yang pasti original. Oke? Jadi begitu, Sahabat Dican.

Q: Apa yang mbak Diana bahagia dalam bermusik?

A: Coba kas dengar sa punya “Happiness”. Disana kalian bisa merasakan aura kebahagiaan sa. Oke serius, apa yang membuat sa bahagia di musik? Sa paham kok, yakni sa sendiri sebagai musisi. Oke, ketika kam menikmati sa pu musik, baik kam paham apa yang sa berusaha sampaikan, atau tidak. Yang terpenting adalah kam menikmatinya saja dulu, dan merasakan Cinta di dalamnya. Nah itu yang membuat sa termotivasi untuk terus bermusik.

Q: “Mbak punya Terima Kasihku Guruku itu Booming kini, apa perasaan mbak?”

A: Ya Alhamdulillah. Sa su pernah kas jelas itu di postingan khusus yang membahas tentang itu. Tapi sa sendiri tara ingin terlalu memaksakan itu. Pun diluaran sana sa pikir ada yang jauh lebih baik dari itu. Tapi, bagaimanapun juga, Takdir-Nya memang yang terbaik. Sa pun mengucapkan terima kasih bagi kam yang su kas dengar itu. Semoga Allah Memberkahi kam.

Q: Apakah mbak Diana terinspirasi untuk membuat “Happiness” itu dari Ayisha atau dari Sami Yusuf?

A: Oke, sa akan breakdown prosesnya. Pertamanya, sa melihat putri sa yang lucu tingkahnya. Dan melihat dia yang tumbuh dengan segala kebahagiaanya, sa yang kebetulan memegang iPad membuka Garageband dan membuka sesi Piano, dan mulai memainkan komposisi yang sebenarnya lumayan amburadul. Pokoknya komposisi itu tidak mirip dengan “Happiness” yang kam dengarkan sekarang. Setelah itu, sa menaruh iPad sa dan menemani putri sa bermain. Malamnya setelah dia tertidur, sa mengambil iPhone sa dan membuka Apple Music, disana sa sengaja nge-search “Happiness” dari Ayisha. Well, sa kas dengar itu sampai 10 kali, akhirnya sa membreakdown komposisi itu dan mengambil banyak strukturnya. Sa kemudian mengambil MacBook sa dan mulai menulis komposisinya, meski hanya satu instrumen yakni piano, tapi sa kas tulis sampai 4 sheet yang berbeda, yang akhirnya semua itu terpakai dalam satu komposisi final yang selesai dalam waktu 3 malam, sambil sa kas dengar Ayisha punya “Happiness”. Akhirnya hari recording pun tiba, dan sa menampilkan itu dalam satu kali take di studio sa, DIANA Studios. Pada akhir, kawan-kawan dibelakang autotune tepuk tangan karna itu kata mereka luar biasa. So, kami mastering itu dan siap merilisnya ke publik, sa kas kirim dan sa memang sengaja tetapkan itu dirilis di ulang tahun Sami Yusuf, tanggal 21 Juli 2022, ulang tahunnya ke 42 tahun, sebagai hadiah dan ucapan terima kasih sa. Tapi tetap esensi sa pu “Happiness” itu adalah Cinta sa sebagai Ibu kepada Santi, putri sa. Jadi begitu ya Sahabat Dican.

Q: Apakah mbak Diana bagian dari Andante Music Global? Saya lihat mbak ada di Grup SYCafe, apakah mbak Diana fansnya Sami Yusuf?

A: Tidak secara langsung, bermitra. Sa memang berusaha membuka jalan bagi Andante di Indonesia. Bagi kam yang mengikuti perjalanan musik sa pasti memahaminya. Beberapa musik sa yang saat ini memang ada campur tangan dari Andante, meski bisa dikatakan beberapa persen. Makanya sa tahu dimana sa berada. Ada nyambung deng pertanyaan Mas N**ar tadi tentang basis musik sa.

Mengenai apakah sa fans dari Sami Yusuf, sa jelaskan sa ndak ngefans beliau. Hubungan sa deng Sami Yusuf sampe saat ini cukup rumit bisa dikatakan. Tapi, sa memang akui sa se-visi deng beliau, pun banyak musik sa saat ini yang ada campur tangan beliau di dalam prosesnya. Semua hubungan sa deng Sami Yusuf sa sadari karna Takdir, somehow it’s meant to be. Sa su jelaskan di postingan YouTube sa sebenarnya. Sa akui, beliau adalah legenda, guru, dan salah satu orang yang paling berjasa (disamping Ibu) bagi karier sa sebagai musisi. Sa tara akan dikenal saat iini jika bukan berkat Sami Yusuf. Terima kasih, om Yusuf.

Q: Mbak Diana, gimana rasanya jadi Artis?

A: Kamu Neanyea? Atau kamu sedang berteanyea-teanyea? Bercanda2. Oke serius. Ko pu maksud selebriti? Hmm … gimana ya? Jadi Artis, aka seniwati (hehehe), bersyukur pasti. Tapi selebriti? Sa tara bisa dan tara mo disebut sebagai Selebriti, karna sa lebih suka ketenangan. Mungkin kalo ditanya bagaimana rasanya menjadi figur publik, well, hanya rasa syukur dan tanggung jawab yang sa emban. Pun, sa hanya ingin mendedikasikan diri sa sebagai pembawa pesan Cinta & Perdamaian. Tapi jujur, sa ingin tetap rendah hati. Sa tara mo terlalu terlelap dalam hingar bingar pemberitaan Infotainment. Sa lebih suka menutup diri dari infotainment. Sa tara lebih baik dari kam, sa hanya wanita biasa yang juga makan nasi, tara ada bedanya dari kam. Maka dari itu, bagi sa sendiri, sa ndak ingin memiliki penggemar. Bagi sa relasi penggemar-idola itu adalah bentuk lain dari ketidaksetaraan. Sebuah bentuk ketidakadilan status yang harus kita sendiri, figurnya yang kas hilang dan hapus dari seluruh industri. Pun bagi sa, sa sebut kam sebagai Sahabat Dican, karna kam sa anggap sebagai Sahabat, bukan Fans.

Q: Mbak Diana dekat dengan Ayisha?

A: Hmm … Ndak terlalu. Torang dua memang saling kenal tapi memang tara terlalu dekat. Ya sa pun biasa saja deng de, malah sa sering kas ajak bercanda de, dimanapun. Sa pun BUKAN FANS DARI de, cuman kas puji. Oke. Tapi, sa kas dukung de ada beberapa faktor. Sa pikir kalo kam cek YouTube sa kam tahu faktor itu. Ndak cuma faktor itu sih, sa sendiri anggap de semacam Adek sendiri, meski sa juga punya Adek, semacam de deng Ahmad. Sa juga punya Adek cowo btw.

Q: Mbak Diana, dibalik nama besar mbak saat ini, siapa yang paling berjasa dalam karier mbak saat ini?

A: Hmm … yang pasti adalah Ibu. Karna beliaulah yang paling setia menemani sa dari awal sa hidup, masa gelap, sampai kini. Sa sangat menyayangi beliau melebihi siapapun dibawah Rasulullah (PBUH), Wa Allahi. Juga Ayah sa, yang meski dari jauh terus mendukung sa, bahkan beberapa kali ikut produksi Visual. Yang lain adalah, salah satunya sudah sa sebut tadi, Sami Yusuf, dan satu lagi, Angga Bassoni Al Barkah.

Q: Mbak Diana, kenapa mbak terkesan diam jika ada suatu peristiwa yang menyita perhatian masyarakat?

A: Sa paham ko pu pertanyaan, maksud kam adalah kejadian semacam Tragedi Kanjuruhan, Gempa Cianjur, atau sesuatu hal yang sedang booming di sosmed kan? Well, sa punya beberapa alasan kenapa sa diam. Pertama sa tara ingin terlalu mencampuri sesuatu yang sa tara pahami sepenuhnya atau sa tara suka sama sekali. Yang misal sa tara pahami adalah semacam Tragedi Kanjuruhan kemarin, karna sa tara memahami konteksnya lebih tepatnya budayanya dan kejadian besar dibaliknya. Daripada sa ikut-ikutan, sa pun hanya diam membisu, tapi dibalik kebisuan itu sa turut prihatin dan merenunginya, sa pun doakan yang terbaik untuk satu kejadian. Misal yang lain adalah sa tara suka, inipun kadang karna berbagai faktor, contohnya adalah kasus Ferdi Sambo, sa turut berduka cita dan prihatin atas pelenyapan Brigadir Joshua, tapi sa memiliki trauma sendiri akan hal-hal kriminal (lebih baik sa tara ceritakan, pada intinya hampir merenggut nyawa sa dan Putri sa), sa tara suka sesuatu yang memang bersifat menyakiti fisik orang lain. Pun juga, yang dari awal bergulirnya kasus ini sa hanya memantau Surface Levelnya saja, hanya ingin mengetahui 5W+1Hnya saja, tapi karena media-media memblow-up kasus ini secara besar-besaran yang akhirnya terlalu jauh dari konteks kasusnya, sa sangat mengindari perkembangan kasus ini. Makanya, meski sa pu “Gugur Bunga” waktu kena efek dari kasus ini, sa tara mo berkomentar lebih lanjut. Tapi bagi sa sendiri, sa turut berduka cita sedalam-dalamnya atas kejadian dzolim ini. Untuk kejadian bencana alam, kenapa sa diam? Karna sa memiliki prinsip “Jang kas biar tangan kiri tau apa yang kanan kas lakukan.” Sa diam itu adalah suatu sikap merenungi dan … Sa pikir sa tara perlu kas panjang hal ini.

Q: Mbak mengubah logo mbak menjadi senada deng Ayisha, apa jangan-jangan mbak ini Ayisha? — Apa maksud logo mbak yang sekarang itu?

A: Well, akhir tahun lalu sa tour di beberapa kota di Asia, well legacynya bisa kam lihat di YouTube sa. Tapi begini, sa bukan Ayisha, itu kejelasannya! Mengapa sa mengubah logo itu? Alasan sa adalah sa ingin sesuatu yang Fresh saja yang lebih menggambarkan makna Cinta sa. Sa akui memang itu terpengaruh oleh logonya Ayisha yang didesain oleh Hasan Kuchkarov, tapi logo sa pu itu adalah interpretasi dari nature sa. Kam tahu arah musik sa saat ini, dimana sa pu musik mengarah ke arah musik instrumental yang memang bersifat renungan. So, sa menunduk tersenyum tipis disitu menggambarkan nature sa sekaligus pengingat sa untuk selalu bersyukur. Tatapan mata sa yang terlihat kosong menggambarkan tanggungjawab yang sa emban. Aksara Kanji di sana tara lain bermakna nama sa, Diana Susanti. Pun dua lingkaran itu menggambarkan dua matahari terbit, juga asal usul sa yang lebih dalam, dimana sa ada sedikit akar Jepang. Sa memang ingin semua senada, yang mana Logotype sa pun menggunakan Typo handwritting dan Logo pun harus senada. Sa pun selama di Jepang beberapa pekan yang lalu sekaligus merenungi siapa sa, dan sa menggambar di kertas apa yang menjadi interpretasi sa mengenai sikap dan Visi sa selama ini, dan logo itupun rilis:

Well, memang sangat senada deng logonya Ayisha. Tapi dalam prosesnya kami melewati banyak hal yang orang tara ketahui. Kami hanya berVisi satu: “Menyebarkan Cinta & Barakah-Nya ke seluruh Semesta”. Pun logo Anaste pun, lingkaran itu adalah simbol Bintang, menyinari kegelapan ruang waktu dengan Kasih-Nya, Sang Maha Kuasa. Maknanya sa pikir tara bisa diungkapkan deng kata-kata. Tapi disamping itu, sa memang suka simplicity.

Q: “Mbak Diana ndak ada jualan Merch?”

A: Kam beneran mau sa kasih merch sa? Sa memang ada buat Merch sa, baik itu gelas Mug, Hijab Segi Empat (yang sering sa pakai, yang ada Logotype dan Logogram sa), Jaket, dan Topi. Tapi memang jumlahnya sangat terbatas. Di kantor sa hanya ada 80 Pcs saja untuk saat sa menulis ini. Kalo kam mampir dan bertamu ke Rumah sa di Timika (kalo kam bisa temukan rumah sa sih), sa kasih kalo kam minta. Itu bukan untuk dijual, tapi memang sa buat untuk oleh-oleh.

Kalo jual, sa jual CD Musik. Yang mana kalo kam kas kunjung Store Onsite sa di Timika, kam akan temukan yang bahkan sa tara rilis ke Publik. Yang memang torang cetak eksklusif untuk CD. Kini angka penjualan CD itu su mencapai 927.752 keping, yang paling laku memang adalah “Sang Pahlawan Hati” dan “New Life”. Well, dari situ sa bisa putarkan untuk banyak hal baik. Tapi sa tara cari profit dari situ. Musik sa tara sa maksudkan untuk cari profit.

Beberapa dari kam ingin sa membuka Online Store, entah itu di situs ini, atau di Marketplace. Sa memang ada rencana untuk membuka, tapi torang semua masih belum ada waktu. Sa akan umumkan kalo su tersedia nanti, tunggu saja.

Oke sa pikir cukup sekian yang bisa jawab untuk saat ini. Oh iya, sa juga ingin mengumumkan sa akan rehat sejenak untuk awal tahun ini. 2022 kemarin jujur tahun yang luar biasa, tapi sa yang jadi korban. Kam mungkin tahu kalo sa memiliki penyakit, dan akhir tahun kemarin itu kambuh lagi. Karna sa memiliki & sayang Ucan, sa tara mo de kehilangan Ibunya, so sa pun memutuskan untuk rileks dulu.

Pun sa tara bisa menulis musik kalo sa dalam keadaan tertekan, sa bisa menulis musik jika otak sa Clear dan Mood sa bagus. Juga sa fokus untuk kuliah sa juga. Mungkin musim liburan nanti sa baru bisa merilis musik lagi, tapi sa tara bisa janji. Insha Allah, semoga Allah Menghendaki.

So jadi begitu saja yang bisa sa jawab untuk kesempatan kali ini, maaf yang pertanyaannya belum terjawab. Tiada gading yang tara retak. Hasbi Rabbi Jalallah.

Wa Assalaamu ‘Alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh

Diana Susanti