Assalaamu ‘Alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh
Al Ain, 23 Juni 2023 | Kam mungkin bertanya? Kenapa tiba-tiba sa mengangkat ini kembali? Isu lama yang kini hampir dalam persaudaraan baru sa bersama musisi Abu Dhabi itu, sa sedikit mengumbar diri sa dalam batasan yang lebih bebas. Kam pun mengenal sa pun sa sebagaimana diri baru, yang terbuka dan supel. Terutama bagi kam yang kas ikuti sa di IG Publik sa. Sa sering kas share sneak peak mengenai kegiatan sa ataupun mengenai rilisan sa yang mendatang. Tapi sa tetap Diana Susanti yang kam tahu dari dulu, sa tra terlalu suka banyak perhatian atau sorotan.
Mungkin agak aneh memang, tapi akar permasalahannya adalah ini mengenai keluarga dan diri sa. Juga setiap insan pu kisah-kisah hidup tersendiri. Jika kam kenal sa secara pribadi, memang jang heran bahwa sa pribadi yang sangat terbuka dan supel, tapi ketika sa berhadapan deng masyarakat dunia, sa menjadi pribadi yang tertutup dan menjaga kehormatan diri. Makanya bahkan ketika torang kas publikasi foto sa, sa sendiri harus menimbang baik buruknya bagi diri sa dan diri-diri di keluarga besar sa.
Kam pun noticed bahwa sa tra pernah tampil ataupun kini tra pernah menunjukkan suara sa secara jelas. Hal ini sa lakukan untuk mencegah apapun yang bisa melacak sa. Tapi mbak, mbak kan kas jelas dimana sekarang mbak Susan tinggal? Ya memang, ada beberapa platform yang mulai mengindeks titik rumah sa di Al Mu’thared Al Ain, tapi sa bisa pastikan kam tra bisa kas temukan torang dengan mudah. Karena sa pun sadar bahwa keluarga sa di sini di Al Ain, juga berhak hidup dengan tenang.
Sa kembali akan mengingatkan bahwa ini adalah cara sa hidup dan kas hormati keluarga besar sa, karena diorang lah yang menjaga sa sewaktu dulu sa kecil sampai dimasa sa siap untuk kas hidup sendiri. Pun sa menganut prinsip hidup om Sami Yusuf, yang juga sangat menyembunyikan keluarga dan aspek personal beliau dari konsumsi publik. Juga sa sebenarnya menantang salah satu mitos di industri ini, yakni diri ini adalah produk yang harus dijual. Sa berprinsip bahwa yang jadi produk bukan diri sa, ataupun apapun yang menjadi aspek diri ini, tapi produk itu adalah karya sa, musik-musik sa, kontribusi sa, itulah produk yang seharusnya. Sa pun ingin dikenal atas apa yang hasilkan, sebagai musisi, pengusaha, ataupun aktivis. Karena inilah yang membuat kam kenal sa, juga sa mengenal kam semua.
Sa memang mungkin spill sedikit mengenai kondisi diri sa, tapi hanya untuk memberikan konteks pada musik. Karena musik-musik sa adalah refleksi dari perasaan hati sa, tapi kembali lagi: “Before you Speak, Cook Your Words” (Nenek dari Sami Yusuf, unknown Year). Sa kadang merasa sedih untuk Ayisha yang ingin hidup tenang, tapi seakan fans-fansnya mengejarnya sampai ke ujung dirinya. Untuk take note, Ayisha sebenarnya tra pernah ingin kas publik keluarganya secara luas, tapi kam pasti su tahu nama dari Abba-nya, Umma-nya, Kakek-nya, hingga Adik-adik-nya. Tapi ya itu memang su menjadi konsekuensinya sebagai seorang Musisi dan Influencer. Sa pun sadar ada yang berusaha untuk mereveal nama Ayah dan Ibu sa, tapi pun sa pastikan kam tra tahu bagaimana beliau pu pribadi, dan tra akan ada yang sa kas biar diorang yang mau doxing sa dan diorang. Karena ini adalah kewajiban sa.
Sa pun tahu ada banyak spekulasi yang salah mengenai sa, terutama mengenai sa dengan Sami Yusuf. Ada yang kas kata adalah putrinya Sami Yusuf, istrinya Sami Yusuf (ini yang paling lucu), ataupun sa pu hubungan dengan de. Well, itu semua salah, tara mungkin bagi sa memiliki hubungan darah langsung dengan Sami Yusuf. Hubungan torang hanya sebatas murid pada Gurunya, dan sa sangat menghormati beliau. Tapi apapun yang kam katakan tentang sa, sa menghargainya.
Akhir kata inilah yang terus sa jaga dari awal sa secara serius terjun di industri musik. Karena sa memahami berbagai konsekuensi yang mungkin sa akan alami ketika karir sa ini mulai berkembang. Sa pun paham ada beberapa dari kam yang ingin mengobrol deng sa secara person in person, hanya jika Tuhan kas izin untuk sa deng kam untuk bertemu. Pun ada beberapa dari audiens sa yang ketemu sa di Abu Dhabi dan torang pun su ngobrol, well seperti itulah inginnya sa bertemu dengan kam. Pun juga ada yang noticed sa saat sa mengajak jalan-jalan putri sa di beberapa taman di Al Ain, dan torang pun berbincang-bincang sambil menikmati suasana Al Ain yang memang Syahdu.
Sekian yang bisa sa sampaikan kali ini, tiada gading yang tak retak. Hasbi Rabbi Jalallah, Wa Allahu ‘alam bi shawaf.
Wa Assalaamu ‘Alaykum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh.