Religius & Spiritual, Dimana Sa Berada?

Assalaamu ‘Alaykum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh

Port Moresby, 10 Jul. 23 | Sa tahu kok, kam yang kebingungan dengan langkah sa akhir-akhir ini dalam bermusik. Dengan rilisnya beberapa rilisan yang kelihatan sangat “aneh”(kam pu kata), semacam: “Rahmatun Lil’Alamin”, “Grounded”, “Kun Anta”, dan yang paling terbaru adalah “Ya Maulana”, dari sa seorang musisi dari Timur yang particularly adalah instrumentalis dan komposer, serasa ‘agak laen’ bagi kam. Beberapa dari kam bertanya: “Apakah mbak Susan akan kembali bernyanyi di musik Islami?”, dan “Siapa mbak Susan sebenarnya?”. Sa akan kas jelas di bawah ini.

Musik, sa menganggap ini sebagai perpanjangan dan wadah dari diri sa untuk meluapkan isi hati, isi hati tersebut bukan dari Nafs, melainkan ini dari Ilahi Sang Maha Suci. Sa tara menganggap sa bermusik sebagai pencaharian sa, sa bermusik karena memang seperti napas bagi diri sa. Piano, Oud, Sitar, Biola, semua itu semacam menjadi suara hati sa. Dan inilah memang sejatinya sa dalam bermusik. Pun lagi-lagi, sa ingin terus menyampaikan ke kam semua, para audiens sa, untuk selalu bersyukur pada Sang Maha Kaya, Ya Ilahi Rabbi. Sa su pernah bahas bahwa musik sa tujukan untuk mengingat rasa Syukur.

Kini mari coba sa beropini mengenai dua hal yang sering dianggap sama dan setara, namun dilain sisi, keduanya berbeda tapi saling melengkapi. Religius: Pada dasarnya adalah Deen (Agama, Religi). Religi menurut sa adalah bagaimana dan tata cara seseorang untuk bisa terhubung dengan agamanya, mengetahui tata cara yang baik dan benar dalam satu komunitas dan menjalankan dirinya secara ma’ruf pada satu situasi komunitas. Pada dasarnya Religius berkutat pada Syari’at, dalam satu religi tertentu. Meski seringnya akan dianggap memiliki ruang yang sempit, sa membantah bahwa religiusitas tetaplah sesuatu yang penting karena memberikan kita panduan dalam menjalani hidup sebagai seorang insan.

Kini mengenai Spiritual. Spiritual, Jiwa atau Ruh (seringkali dimaknai sama, tapi secara esensial keduanya berbeda). Ialah mengenai hubungan hati Insan dan Sang Khaliq, Yang Pu torang pu “Hati”. Spiritual adalah sesuatu yang pasti fitrah di setiap Insan, tak bisa dipungkiri dan dibantah, suka tidak suka, terima tidak terima, kita memang selalu terhubung dengan-Nya. Karena kita semua pada fitrahnya adalah makhluk Spiritual, Transendental. Terlepas apa religi kam pu, kita harus mengakui dan mengimani Sang Ilahi dalam “Hati” kita. Terkadang memang sulit untuk kita semua kas paham apa itu Spiritual, tapi sekali kam menyadari itu sa pastikan ketenangan akan selalu di diri kam.

Sekarang mari fokus ke pertanyaan kam: “Apakah mbak Susan akan kembali bernyanyi di musik Islami?”, dan “Siapa mbak Susan sebenarnya?”. Di pertanyaan pertama, kam menyorot kemungkinan sa kembali bernyanyi dan kembalinya sa di musik Islami. Sa tegaskan sa belum siap untuk kembali ke dunia tarik suara sebagai sa sendiri (Sa terkadang masih bernyanyi untuk beberapa musisi sebagai Backing Vocal, tapi sa tarik kredit sa dari karya-karya itu). Kemudian kam kas sorot sa dengan musik Islami. Hhmm, kam mungkin harus kas perhatikan diskografi sa saat ini, jang kaget, tapi jang khawatir, sa tetap Muslimah dari lahir sampai Bismillah, diri ini melepas nyawa nanti. Sa tahu kam juga ada yang kas kritik sejak sa pindah ke UAE, yakni sa terlihat sangat “ke-Arab2an”, kam pun kas contoh seperti “Hymne Guru” sa yang menggunakan Oud, dan tone nada pembicaraan sa. Mungkin memang ada sedikit pengaruh sejak sa di UAE, yang mana sa hampir setiap hari berinteraksi dengan Emirati. Tapi sa tegaskan, sa akan tetap otentik di identitas akar sa sendiri, asal sa. Usaha sa untuk terkadang ‘somehow’ menggabungkan India & Arab ke musik Nasional Indonesia sa, tak lebih dari usaha sa untuk melestarikan budaya Tradisional yang suci.

Bagi sa jujur, sa bukan pribadi yang sangat religius, sa hanya wanita biasa, dalam perjalanan kehidupan dunia ini. Kadang sa juga membuat kesalahan yang mungkin bagi sebagian dari kam tara bisa kam maafkan. Sa fine deng semua itu. Tapi, sa tahu di mana sa berada. Seperti yang sa ungkapkan di atas, musik bagi sa adalah udara, dan wadah bagi isi hati ini. Juga sebagai pengingat bagi diri pribadi ini dan kam Insha Allah, untuk tetap bersyukur. Hanya bersyukur pada apapun, baik buruk, terang gelap, putih hitamnya yang kam alami pada satu momentum.

Kam juga bertanya: “Siapa sih mbak Susan sebenarnya?”. Well singkatnya sa Diana Susanti, kelahiran Timika dari orangtua Jawa, kini hidup di Al Ain, United Arab Emirates. Sa pikir terlepas apakah identitas pribadi sa su banyak beredar di internet, sa pikir sa tara perlu kas komentar. Mengenai musik, kam memang kadang bingung, sa tahu itu, sa hampir pada setahun terakhir memang fokus pada musik Nasional Indonesia, negara tetangga. Dan kam juga menganggap sa adalah pribadi yang sangat nasionalis, tapi sa su kas jelas sebelumnya bahwa sa tara bisa dikatakan demikian.

So kembali ke judul, “Di mana sa berada?”. Sa lebih menganggap sa pribadi Spiritual yang penuh Cinta. Bukan pribadi yang sangat religius dan Nasionalis. Spiritualitas dengan Cinta bagi sa adalah dua hal yang satu dan beriringan. Cinta adalah Rahasia Ilahi, dan Spiritual adalah Jalan pada Cinta itu (sa tara bisa anggap Spiritual itu jalan, tapi sa kesulitan mencara padanan kata). Musik sa adalah ekspresi Hati ini, Ruh ini, dan Suara Ilahi dalam Nafs ini, itulah kenapa sa tara mau diri sa hanya terjebak pada suatu identitas, baik itu Agama, Kewarganegaraan, Etnis dan Kesukuan, bagi sa semua adalah satu Universalitas.

Mengenai rilisnya beberapa cover instrumental sa dari grup sebelah (Awakening Records dan kroninya) dari sa yang sangat dekat dengan Andante, sa punya maksud dan sa pun tidak gegabah, karena apa yang sa angkat itu sa telah pertimbangkan secara matang di hati ini. Sa tahu kam sangat suka dengan aransemen sa untuk lagunya bang Maher “Rahmatun Lil’Alamin”, sa berterimakasih pada kam atas sambutan hangat dari kam. Sa harap kam jang hanya menikmati musiknya dari bunyi, tapi rasakanlah dengan hati makna esensialnya, karena itulah yang sa harapkan ketika sa angkat itu. Tapi, sa paham bahwa setiap orang berbeda, nilai, kesukaan, dan hal lainnya, semua pasti akan ada perbedaan.

Sa pikir itu yang bisa sa sampaikan di blog singkat ini. Kalau kam ketemu sa di Abu Dhabi atau di Al Ain, silakan panggil sa dan mari mengobrol. Ataupun kalau kam pu pertanyaan lainnya, atau sekedar mau curhat, kas drop di Halaman Kontak di DianaSusanti.com ini, sa akan membacanya dan Insha Allah membalasnya. Dan jang lupa untuk tetap bersyukur apapun yang terjadi. Sekian, tiada gading yang tak retak. Hasbi Rabbi Jalallah, Wa Allahu ‘Alam Bis Shawaf.

Wa Assalaamu ‘Alaykum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh

Diana Susanti